Tim IESO 2019 Indonesia berhasil meraih 2 medali perak atas nama Handi Halim dan Karina Imani serta 2 medali perunggu atas nama Ivan Muhammad Mahendra dan Muhammad Eko Akbar Heriyanto. Selain itu, tim Indonesia juga mendapatkan penghargaan dalam kategori lomba berkelompok. Untuk International Team Field Investigation (ITFI), Indonesia meraih penghargaan perak atas nama Ivan Muhammad Mahendra dan penghargaan perunggu atas nama Handi Halim. Untuk Earth Science Project (ESP), siswa Indonesia meraih penghargaan emas atas nama Muhammad Eko Akbar Heriyanto dan penghargaan perak atas nama Ivan Muhammad Mahendra.
Medali-medali tersebut diperoleh setelah delegasi Indonesia yang terdiri dari 4 siswa dan didampingi oleh 5 pembina dari Kemendikbud, mengikuti 13rd International Earth Science Olympiad (IESO) yang diselenggarakan di Daegu, Korsel, mulai tanggal 26 Agustus – 3 September 2019. 13rd IESO ini diikuti oleh 43 tim dari 41 negara peserta dengan 2 negara peserta baru, yaitu Uni Emirat Arab dan Tajikistan.
IESO adalah ajang kompetisi siswa pra-perguruan tinggi (sekolah menengah) untuk bidang ilmu kebumian yang meliputi pengetahuan mengenai geosfer (geologi dan geofisika), hidrosfer (hidrologi dan oseanografi), atmosfer (meteorologi dan klimatologi) dan astronomi. Kegiatan ini dipayungi oleh International Geoscience Education Organization (IGEO) yang merupakan suatu organisasi internasional dengan anggota para pendidik/organisasi/institusi pendidikan ilmu kebumian di seluruh dunia baik untuk tingkat pra-perguruan tinggi maupun perguruan tinggi.
Siswa-siswa yang mewakili Indonesia dalam kompetisi ini adalah siswa yang dijaring melalui Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Ilmu Kebumian Tahun 2018 di Padang, Sumatra Barat, oleh Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemdikbud. Para siswa tersebut menjalani pelatihan dan seleksi melalui 4 tahap pembinaan di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta selama total 45 hari mulai di akhir tahun 2018 sampai pertengahan tahun 2019 sebelum keberangkatan. Waktu persiapan ini sangat tidak mencukupi, mengingat bahwa pelajaran Ilmu Kebumian tidak ada dalam kurikulum SMA, sehingga pengetahuan dan ketrampilan praktis siswa anggota tim sangat bergantung pada persiapan yang dilakukan. Dibanding dengan tim Indonesia yang berlomba di 12nd IESO 2018 di Thailand dengan waktu persiapan 90 hari, jelas tingkat kesiapan sangat berbeda. Di Thailand Indonesia memperoleh 2 medali emas, 1 erak dan 1 perunggu untuk tes individual dan 1 penghargaan emas, 1 penghargaan perak dan 2 penghargaan perunggu untuk lomba tim.
Tim Indonesia seperti yang sudah disebutkan diatas, terdiri atas:
- Handi Halim (SMA Kristen Immanuel, Pontianak)
- Karina Imani (SMA Kristen IPEKA Sunter, Jakarta)
- Muhammad Eko Akbar Heriyanto (SMA Negeri 1, Salatiga)
- Ivan Muhammad Mahendra (MA Negeri Insan Cendekia, Gorontalo)
Para siswa tersebut didampingi oleh beberapa pembina yaitu Drs. Zadrach L. Dupe, M.Sc. (Prodi Meteorologi ITB), Dr. Ichsan Ibrahim (STMIK Indonesia Mandiri), Dr. Eng. Didit Hadi Barianto, M.Si., ST. (Departemen Teknik Geologi UGM), Rosyid Ahmadi (Kemendikbud), dan Dra. Hastuti Mustika Ningsih, MA. (Kemendikbud).
Uji kemampuan siswa pada kompetisi ini berupa tes tertulis dan tes praktek di lapangan. Semua tes dilaksanakan di Daegu (Korea Selatan) dan sekitarnya. Tes tertulis untuk seluruh bidang dilaksanakan di Daegu Institute Science and Technology dan tes praktik di Daegu National Science Museum.
Selain itu, terdapat kompetisi yang menjadi ciri dari IESO yang disebut ITFI (International Team Field Investigation). Jiwa dari ITFI ini bukan pada kompetisi itu sendiri, tetapi pada kerja sama lintas negara untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan ilmu kebumian. Dalam kompetisi ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota yang terdiri atas siswa dari berbagai negara yang kemudian harus melaksanakan tugas berupa investigasi lapangan. Untuk ITFI dan ESP kali ini, pengumpulan data dilakukan di beberapa lokasi, yaitu, Dinosaur track site di Samrak-ri , Jinju Pterosaur Footprint Exhibit Hall dan Gyeongnam Office of Education’s Science Education Centre dan presentasi hasil dilakukan di EXCO, Daegu. Kerjasama dan kreativitas presentasi menjadi penilaian utama untuk menentukan kelompok pemenang yang akan mendapatkan penghargaan tambahan.
Pada IESO tahun ini tim Korea dan Jepang masing-masing memperoleh 4 medali emas dan siswa asal Korea meraih penghargaan siswa dengan nilai tertinggi.
Selain melakukan kompetisi, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mempelajari budaya setempat dengan adanya program budaya dan kunjungan ke beberapa lokasi wisata yang menjadi cagar budaya seperti Juwangsan UNESCO Geological Park utnuk kegiatan ekskursi Geologi dan Gaekju Literature Museum untuk pengenalan budaya.